Sebagian besar masalah sepinya Order dialami para pengusaha, Baik dari pengusaha papan atas, pengusaha menengah, sampai kepada pengusaha kecil. Dalam tingkat Peforma masing-masing mempunyai goncangan keadaan yang berbeda-beda. Begitu pula dampak yang timbul seumpamanya berkurangnya tingkat produksi terlihat dari pengetatan anggaran, pengurangan jumlah karyawan, bahkan yang terparah perusahaan tersebut tidak dapat beroperasi lagi.
Apa penyebab dari situasi ini sehingga memyebabkab masalah begitu serius?. Banyak aspek bisa menjadi penyebabnya. Dilihat dari pandangan orang yang berusaha dalam skala kecil secara garis besarnya diuraikan antaranya:
- Kurangnya daya beli masyarakat akan produk yang dihasilkan atau dijual.
- Tingkat persaingan yang makin ketatat sehingga sebagian bersaing tidak normal
- Muncul spekulasi usaha yang monopoli
- Menurunya kepercayaan pembeli terhadap produk
- Dan lain-lain
Bagaimana menyikapi agar usaha tetap berjalan meski dalam situasi kurang menguntungkan. Tentu bagi perusahaan punya struktur manjemen akan menggerakan setiap poros penunjang usaha. Menentukan langkah bersama mencari masalahnya dan bagaimana jalan keluarnya. Dimana ada ketemu kelemahan disitu adakan perbaikan. Semua berfikir carilah solusi paling tepat, artinya dengan tidak membawa kepada perdebatan yang pada akhirnya menemukan jalan buntu. Sementara perbaikan yang diinginkan .
Menjalani
sebuah usaha tentu selalu ada resiko untuk dihadapi. Apapun usaha yang kita geluti maka kita akan dihadang resiko tersebut. Besar kecilnya sebuah resiko tergantung
juga dari usaha apa yang kita lakukan. Bagi saya seorang Biro Reklame, sepi
pengunjung dan pembeli adalah resiko yang setiap hari harus siap saya hadapi.
Tidak ada kata yang pas selain bersabar dan terus fokus pada usaha yang sudah
kita jalani.
Sambil terus berbenah dan belajar mencari Formula apa yang paling
tepat untuk dilakukan dalam masalah pelik. Namun bersabar saja tidaklah cukup,
karena memang ada sebuah target pendapatan yang harus kita terima setiap hari.
Biaya hidup yang semakin besar, nota-nota belanja harus dibayar. Kontrak
toko, tagihan listrik, air dan segalamacamnya, gaji karyawan bahkan setoran
bank tiap bulan yang tidak boleh menunggak. Itu adalah pengeluaran rutin yang
mau tidak mau harus dibayarkan.
Pertama,
alasan mengapa sepi pengunjung perlu kita ketahui. Persaingan harga yang sudah disinggung diatas tadi ,apakah kita menjual lebih
mahal dari tetangga sebelah. Kebiasaan konsumen akan selalu mencari barang yang
menurut mereka bagus dengan harga murah. Beda harga seribu rupiah saja bisa
menjadi soal. Namun jika usaha kita terletak di tempat yang orang akan datang
dengan sengaja untuk berbelanja, maka sepi adalah wajar, siasati hal ini dengan
meletakkan barang dengan kualitas bagus, harga terjangkau dan promosi yang
lancar. Tidak bisa dipungkiri iklan mampu mendongkrak penjualan. Jika memang
diperlukan pasanglah iklan.
Kedua, Memanfaatkan media promosi diantaranya media sosial yang selalu ada dalam genggaman kita. Pertanyaannya apakah sudah maksimal kita manfaatkan media tersebut. Lebih banyak kita selatu berhitung ini menelan biaya banyak dan berpaling dari keuntungannya.
Ketiga, Dibeberapa tempat kita melihat keluhan para usahawan sama. Sepi pelanggan, bahkan bos
besar saja masih mengeluh dengan kondisi seperti sekarang. Barangkali
perekonomian yang sulit, hingga orang-orang akan sangat selektif untukmemesan.
Barang-barang yang dirasa belum perlu akan ditunda dulu pembeliannya. Keadaan memaksa pengetatan pengeluaran salah satu contoh untuk membuat brosur sebagai media promosi, namun karena mengeluarkan biaya cukup besar maka lebih baik ditiadakan dulu.
Keempat, usahakan inovasi lain terhadap produk usaha. Selain untuk penarik pembeli, kita yang berada di
toko juga tidak bosan dengan suasana yang itu-itu saja. Karena kebosanan kita
akan menjadikan kita malas dan kurang bersemangat dalam menjual, perlunya konsep-konsep baru dengan tanpa mengeluarkan biaya dapat memberi nilai positif dari usaha kita.
Kelima, fokus dan selalu membangun harapan
setiap hari. Optimis langkah pengusaha sejati, pantang mundur dari segala tantangan. Karena mereka yakin hari esok lebih baik ditangan kita yang selalu berfikir positif dan optimis, selebihnya diserahkan kepada Tuhan Pengusaha Tertinggi terhadap segalanya. Tanamkan dalam diri, segala suasana akan berganti. Keadaan akan
berubah. Jika hari ini sepi mungkin saja besok ramai. Semangat tidak boleh
melemah, karena Tuhan sudah menentukan berapa yang pantas kita miliki.
Keenam,
berdoa adalah hal yang tidak boleh dilupakan. Karena yang akan menggerakkan
hati orang-orang untuk berbelanja ke tempat kita hanyalah Dia yang Maha Kuasa.
Saya hanyalah seorang yang baru mulai
belajar berbisnis. Apa yang ditulis sedikit pengalaman saya mencoba untuk melakukan sesuatu yang baru untuk memperlancar bisnis .
Semoga memperkenankan. Kita bisa terus bertahan dalam kondisi seberat
apapun. Selalu percaya bahwa setelah ada kesulitan itu ada kemudahan.
Pertama, alasan mengapa
sepi pengunjung mungkin perlu kita ketahui. Jika usaha kita ada dalam
sebuah pasar atau mall yang pasti ramai pengunjungnya dan ternyata
dagangan kita sepi, mungkin kita perlu cek kembali apakah kita menjual
lebih mahal dari tetangga sebelah. Kebiasaan konsumen akan selalu
mencari barang yang menurut mereka bagus dengan harga murah. Beda harga
seribu rupiah saja bisa menjadi soal.
Namun jika usaha kita terletak di tempat yang orang akan datang dengan
sengaja untuk berbelanja, maka sepi adalah wajar, siasati hal ini dengan
meletakkan barang dengan kualitas bagus, harga terjangkau dan promosi
yang lancar. Tidak bisa dipungkiri iklan mampu mendongkrak penjualan.
Jika memang diperlukan pasanglah iklan.
Kedua, saya selalu memanfaatkan ponsel sebagai salah satu cara menarik
pelanggan. Caranya saya akan catat nomor telpon pelanggan yang saya
yakin suka belanja, setiap ada barang baru di toko maka saya cukup sms
mereka dengan sangat sopan dan menarik. Hingga tidak perlu menunggu
waktu lama, mereka akan berdatangan ke toko untuk berbelanja.
Ketiga, dimana-mana saya melihat keluhan para penjual sama. Sepi
pelanggan, bahkan bos besar saja masih mengeluh dengan kondisi seperti
sekarang. Barangkali perekonomian yang sulit, hingga orang-orang akan
sangat selektif untuk membeli. Barang-barang yang dirasa belum perlu
akan ditunda dulu pembeliannya. Dengan keadaan seperti itu menunggu di
toko saja tentu akan merugikan.
Untuk mengatasi hal ini biasanya saya punya beberapa orang yang bersedia
membawa barang dagangan saya ke luar, maka pendapatan kita yang kurang
di toko akan terbantu dengan barang-barang yang di jual ke luar itu.
Setidaknya cara ini cukup efektif untuk memperlancar perputaran barang.
Keempat, usahakan barang-barang dagangan kita selalu ada yang baru.
Selain untuk penarik pembeli, kita yang berada di toko juga tidak bosan
dengan suasana yang itu-itu saja. Karena kebosanan kita akan menjadikan
kita malas dan kurang bersemangat dalam menjual, efeknya tentu sangat
tidak baik bagi usaha kita.
Kelima, fokus dan selalu membangun harapan setiap hari. Orang Padang
selalu bilang rezeki pengusaha itu seperti rezeki harimau. Tanamkan
dalam diri, segala suasana akan berganti. Keadaan akan berubah. Jika
hari ini sepi mungkin saja besok ramai. Semangat tidak boleh melemah,
karena Tuhan sudah menentukan berapa yang pantas kita miliki.
Keenam, berdoa adalah hal yang tidak boleh dilupakan. Karena yang akan
menggerakkan hati orang-orang untuk berbelanja ke tempat kita hanyalah
Dia yang Maha Kuasa.
Demikianlah trik menghadapi pasar yang sepi dari saya, tulisan ini saya
buat atas pengalaman pribadi.
Sesungguhnya saya hanyalah seorang yang baru mulai belajar berbisnis.
Sama sekali belumlah sukses. Namun setiap saat saya selalu mencoba untuk
melakukan sesuatu yang baru untuk memperlancar bisnis saya. Semoga
bermanfaat. Dan kita kita bisa terus bertahan dalam kondisi seberat
apapun. Selalu percaya bahwa setelah ada kesulitan itu ada kemudahan.
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/www.fitriyenti.multyply.com/trik-menyiasati-saat-bisnis-sepi-pelanggan_5500c015a33311e572511d50
Menjalani sebuah usaha
tentu selalu ada resiko. Apapun usaha yang kita lakukan kita tidak bisa
mengelak dari resiko tersebut. Besar kecilnya sebuah resiko tergantung
juga dari usaha apa yang kita lakukan. Bagi saya yang seorang penjual,
sepi pengunjung dan pembeli adalah resiko yang setiap hari harus siap
saya hadapi. Tidak ada kata yang pas selain bersabar dan terus fokus
pada usaha yang sudah kita jalani. Sambil terus berbenah dan belajar
mencari cara apa yang paling tepat untuk dilakukan dalam masalah pelik.
Namun bersabar saja tidaklah cukup, karena memang ada sebuah target
pendapatan yang harus kita terima setiap hari. Biaya hidup yang semakin
besar, hutang barang dagangan dengan bos. Kontrak toko, tagihan listrik,
air dan segalamacamnya, gaji karyawan bahkan setoran bank tiap bulan
yang tidak boleh menunggak. Itu adalah pengeluaran rutin yang mau tidak
mau harus dibayarkan.
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/www.fitriyenti.multyply.com/trik-menyiasati-saat-bisnis-sepi-pelanggan_5500c015a33311e572511d50
Menjalani sebuah usaha
tentu selalu ada resiko. Apapun usaha yang kita lakukan kita tidak bisa
mengelak dari resiko tersebut. Besar kecilnya sebuah resiko tergantung
juga dari usaha apa yang kita lakukan. Bagi saya yang seorang penjual,
sepi pengunjung dan pembeli adalah resiko yang setiap hari harus siap
saya hadapi. Tidak ada kata yang pas selain bersabar dan terus fokus
pada usaha yang sudah kita jalani. Sambil terus berbenah dan belajar
mencari cara apa yang paling tepat untuk dilakukan dalam masalah pelik.
Namun bersabar saja tidaklah cukup, karena memang ada sebuah target
pendapatan yang harus kita terima setiap hari. Biaya hidup yang semakin
besar, hutang barang dagangan dengan bos. Kontrak toko, tagihan listrik,
air dan segalamacamnya, gaji karyawan bahkan setoran bank tiap bulan
yang tidak boleh menunggak. Itu adalah pengeluaran rutin yang mau tidak
mau harus dibayarkan.
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/www.fitriyenti.multyply.com/trik-menyiasati-saat-bisnis-sepi-pelanggan_5500c015a33311e572511d50
Menjalani sebuah usaha
tentu selalu ada resiko. Apapun usaha yang kita lakukan kita tidak bisa
mengelak dari resiko tersebut. Besar kecilnya sebuah resiko tergantung
juga dari usaha apa yang kita lakukan. Bagi saya yang seorang penjual,
sepi pengunjung dan pembeli adalah resiko yang setiap hari harus siap
saya hadapi. Tidak ada kata yang pas selain bersabar dan terus fokus
pada usaha yang sudah kita jalani. Sambil terus berbenah dan belajar
mencari cara apa yang paling tepat untuk dilakukan dalam masalah pelik.
Namun bersabar saja tidaklah cukup, karena memang ada sebuah target
pendapatan yang harus kita terima setiap hari. Biaya hidup yang semakin
besar, hutang barang dagangan dengan bos. Kontrak toko, tagihan listrik,
air dan segalamacamnya, gaji karyawan bahkan setoran bank tiap bulan
yang tidak boleh menunggak. Itu adalah pengeluaran rutin yang mau tidak
mau harus dibayarkan.
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/www.fitriyenti.multyply.com/trik-menyiasati-saat-bisnis-sepi-pelanggan_5500c015a33311e572511d50
Tiang Bantu terbuat dari besi galvanis, baja ringan yang sudah dibentuk dan sebagainya sesuai dengan inovasi kebijakan pemerintahnya serta anggaran biaya yang dipakai. Ada juga yang menyisipkan aksesoris tambahan seperti lampu-lampu led, ukiran-ukiran penambah nilai seni dan keunikan tampilan.
