Usaha Distro adalah bagian sablon baju

Tren konveksi baju Distro menunjukan grafik tinggi dimasyarakat remaja pada umumnya, tidak ketinggalan usia dewasa dan anak-anak. Menekuni usaha ini sangat prospek dan potensial menjadi usaha kreatif dengan ketahanan yang tangguh.

Meski demikian tentu dasar ilmu-ilmu usaha ini tetap dicermati serta dipelajari. Mempelajarinya berarti memahami karakter-karakter kesulitan dan penanganan setiap masalah yang timbul dikemudian hari. Tantangan itu sudah pasti menjadi prioritas untuk tetap bisa bertahan kemudian berfikir memajukan usaha. 

Formalitas Usaha Distro

Komponen usaha distro dilihat dari pengerjaannya dibagi 3 bagian:
1. Memiliki  pengembangan usaha konveksi
2. Mempunyai alat perlengkapan sablon serta tenaga pengerjaan desain dan tenaga sablon
3. Memiliki objek pemasaran yaitu sebagai tempat memasarkan hasil produksi yang sudah dibuat.

Memiliki Pengembangan usaha konveksi
Konveksi sebagai bagian utama adalah penghasil baju-baju yang akan diproses secara lanjut dengan penerapan sebuah desain. Baju adalah terbuat dari bahan dasar katun menjadi kaos oblong maupun berkrah yang memiliki ukuran serta pilihan warna.


Bahan-bahan kaos

1. Cotton Combed
Serat benang lebih halus. hasil rajutan dan penampilan bahan lebih halus dan rata. Berdasarkan jenis benang yang digunakan serta setting gramasi (gr/m2) di mesin rajutnya, bahan cotton combed memiliki beberapa jenis yaitu 20s, 24s, 30s, dan 40s. Semakin besar angkanya, semakin halus dan tipis bahannya, dan semakin mahal pula harganya. Untuk KAOS DISTRO umumnya menggunakan jenis 20s dan 30s, sedangkan untuk jenis lainnya, biasanya dipakai untuk item dengan design tertentu, seperti kaos khusus wanita atau pakaian dalam, disesuaikan dengan karakter bahannya.

Benang 20s : Memiliki ketebalan antara 180 – 220 gram/m2
Benang 24s : Memiliki ketebalan antara 170 – 210 gram/m2
Benang 30s : Memiliki ketebalan antara 140 – 160 gram/m2
Benang 40s : Memiliki ketebalan antara 110 – 120 gram/m2

2. Cotton Carded
Bahan cotton carded memiliki beberapa jenis yaitu 20s, 24s, 30s dll, berdasarkan jenis benang yang digunakan serta setting gramasi (gr/m2) di mesin rajutnya. Hanya saja serat benang yang digunakan dalam bahan cotton carded ini kurang halus. Hasil rajutan dan penampilan bahan kurang halus dan kurang rata. Umumnya bahan cotton carded ini digunakan untuk kaos-kaos dengan target pasar kelas menengah, karena harganya relatif murah dibandingkan cotton combed. Cotton carded memiliki tekstur kurang halus namun tetap nyaman dipakai karena terbuat dari 100% serat kapas alam.

3.  (Cotton Viscose)
Jenis bahan ini adalah campuran dari 55% Cotton Combed dan 45% Viscose. Kelebihan dari bahan ini adalah tingkat shrinkage nya (susut pola) lebih kecil dari bahan Cotton. Jenis bahan ini juga bersifat menyerap keringat.

4.  (Teteron Cotton)
Jenis bahan ini sering disebut TC adalah campuran dari 35% Cotton Combed dan 65% Polyester (Teteron). Bahan TC kurang bisa menyerap keringat dan agak panas di badan. Kelebihannya jenis bahan TC lebih tahan shrinkage (tidak susut atau melar) meskipun sudah dicuci berkali-kali. Harganya pun relatif lebih murah.

5. Polyester atau PE
Jenis bahan ini terbuat dari serat sintetis atau buatan dari hasil minyak bumi kemudian dibuat untuk bahan kaos berupa serat fiber poly. Karena sifat bahan dasarnya, maka jenis bahan ini tidak bisa menyerap keringat dan panas jika dipakai.

6. Hyget
Jenis bahan ini juga terbuat dari plastik, namun lebih tipis. Banyak digunakan untuk keperluan kampanye partai karena harganya yang sangat murah.

Dari semua jenis bahan yang ada dihasilkan baju dengan bebagai ukuran laki-laki, perempuan, dan anak-anak .
Ukuran standarnya adalah : 
- SS
- S
- M
- L
- XL
- XXL

Sedangkan untuk warna baju didapatkan dari hasil warna bahan dasar seperti; Putih, Hitam,Merah,Biru Tua,Biru Muda,Pink,Hijau,Kuning dan lain-lain.

Pengerjaan proses sablon
Yang tak  punya andil adalah mengenai sablon. Baju yang sudah diproduksi melalui konveksi masih kelihatan polos, dan belum memiliki ciri distro. Dikreasikan dengan desain berbagai model lalu dituangkan keatas baju inilah yang menjadi nilai dari distro itu sendiri.

Ada proses penyablonan dalam bentuk pola baju ini akan lebih memudahkan proses sablon ketimbang menyablon pada bahan baju yang sudah terbentuk atau sudah jadi.

Sablon bisa memakai teknik manual dan teknik digital. Perbedaan keduanya hanya dari teknologi yang manual murni tenaga manusia sedangkan digital menggunakan mesin-mesin hanya sedikit digunakan tenaga manuasia.

Objek Pemasaran
Sama dengan proses pemasaran produk-produk lain, yang diutamakan adalah sebuah manajemen pemasaran untuk distribusi produk. Bisa dengan membuka outlet sendiri berupa outlet distro yang barang tentu dengan permodalan cukup besar.
Sekarang banyak dipakai pemasaran Online dengan perangkat media internet kalangan penjual memanfaatkan fitur-fitur pasar tersebar kepelosok daerah. Pelayanan online cukup menyajikan melalui sebuah website dimana disitu konsumen berinteraksi langsung untuk memdapatkan produk distro yang ditawarkan. Kemudian masuk ke transaksi pembayaran, kalau sudah sah pembayaran barang dikirim melalui paket-paket pengiriman.

No comments:
Write comments